Orang bijak bilang, tahan lidahmu saat marah.
Baiklah, saya tahan lidah, tapi saya sedang tak ingin menahan jari.
Jadi dengan jelas saya katakan, eh, tuliskan :
SAYA MARAH
Benar-benar marah hari ini.
Kepada banyak hal , ini, itu, anu….
Apa yang anda lakukan saat marah?
Cemberut, menangis, teriak-teriak, membentak, memukul?
Hal pertama yang saya lakukan pada saat marah adalah :
… diam...
dan kemudian MEMARAHI.
Karena bagaimana seseorang bisa tahu jika saya marah, kalo saya tidak memarahinya?
( Kecuali pada kekasih,saya menyisipkan “ngambek”, yang durasinya tak tentu, tergantung responnya J )
baiklah, saya akan memulai prosesi MEMARAHI kali ini.
Saya memejamkan mata, mengingat segala peristiwa yang terjadi pagi ini….
Staf saya mengadu, dimarahi orang Pusat.
Saya geram karena tidak seharusnya mereka memarahinya.
Saya geram karena jika ada kesalahan, seharusnya mereka bicara kepada saya.
Saya geram karena dituduh tidak bekerja seperti seharusnya.
Saya geram karena tuduhan itu tidak benar.
Saya geram karena saya harus menutupi sesuatu.
Saya geram karena tidak bisa mengungkapkan sejujurnya.
Saya geram karena mereka memperlakukan nama saya sesinis itu
Saya geram karena mereka marah secara personal
Saya geram karena saya tahu mereka pun sebenarnya tertekan
Saya geram karena tahu mereka tertekan dikarenakan “sesuatu”
Saya geram karena tahu “sesuatu” itu bisa jadi lebih baik jika saja kemarin saya dapat berbuat sedikit berbeda….
BAIKLAH.
Saya membuka mata, mengangkat kepala, mengatur napas yang tadi sempat memburu.
Tenang dan Tegas, saya menyampaikan : “Jadi, kamu paham kenapa saya marah? Dan apakah kamu, menyadari, dan tahu apa yang harus kau lakukan?”
Tersenyum lemah dan mengangguk. Saya menyudahi perenungan kali ini.
Iya, saya memang turut bersalah dalam hal ini. Marah saya sudah selesai. Sekarang yang saya pikirkan adalah bagaimana memperbaiki kesalahan ini.
Astaghfirullah… Ampuni saya ya Allah, telah turut membebani banyak orang. Semoga Engkau mengangkat rasa takut dan tertekan dalam hati mereka, juga memberikan ketentraman hati pada mereka-orang orang baik itu, sehingga dapat bekerja, berbuat dan berkata lebih menyenangkan. Amin.
Ehm, lega. Tapi … bohong kalo saya bilang sudah benar-benar tidak marah, hehehe…
Masih ada sedikit, hanya sedikiiiit… Bismillah, semoga sebelum sore nanti, Allah merahmati saya dengan keikhlasan untuk melepaskan api kecil di hati saya ini.
Mana “amin”nya untuk sayaaaaa?
“AAAAMIIIIIN….!”