Haiiiiii
Sejak minggu lalu, saya terdaftar di Fit Berduit Wellbeing Club. Grup yang dibuat oleh mb Nadia Meutia untuk orang-orang yang ingin memperbaiki berat badannya secara sehat. Ga cuma menurunkan berat badan, club ini efek sampingnya adalah menggendutkan rekening dan dompet.
Kok bisa?
Bisa dong. di d'BC Network kan semua yang dilakukan efeknya ganda. Berkembang wawasan, tambah sehat, tambah cantik, tambah duit. Gitu deh.
Ga semua yang daftar diterima masuk club. Alhamdulillah saya diterima. Seneng rasanya memperbaiki berat badan bareng-bareng. Secara saya ini kurang rajin olahraga. Dalam 365 hari dalam setahun, paling 4 kali saya olahraga yang niat beneran olahraga. Serius.
Kenapa saya daftar? Karena eh karena berjudi itu haraaaam.... Hahahaha. Jawabannya adalah karena berat badan saya yang memang sudah overweight, dari lebaran idul fitri sampe sekarang (2 bulan setelahnya) malah makin melonjak 6 kg! Sudah nyariiiiis segede kulkasnya mama. Oh no, ini tidak bisa dibiarkannn!
Alhamdulillah ada Fit Berduit Wellbeing Club ini. Nantinya kami akan diajarkan cara menghitung asupan yang ideal untuk masing-masing dari kami, diajarin cara exercise yang baik, diberi challenge, dan banyak pengetahuan (dan semangat) supaya kami lebih sehat dan target penurunan (ato penambahan) berat badan bisa tercapai.
Tadi pagi saya bikin foto before. Kostumnya memang diminta begini yaaa. Jilbab putih kebetulan udah ga tau kemana saking jarang banget dipake, jadi pinjem jilbab kaosnya mama. Hehehe...
Tuh kan gede, hehehe... Tinggi saya 166cm loh, tapi disini keliatan lebih pendek karena badannya lebar. Hahaha...
Yang mau tau berduitnya darimana, bisa juga liat di sini yaaaa
Tampilkan postingan dengan label dreams. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label dreams. Tampilkan semua postingan
Kamis, 17 Oktober 2013
Senin, 16 September 2013
HOW MANY TIMES SHOULD YOU TRY?
Yuhuuu, apa kabar?
Nemu ini :
Fakta nih:
Steven Spielberg, ditolak 3 kali oleh University of Southern California, sebelum akhirnya masuk dan malah memilih DO dan jadi sutradara kenamaan Amerika.
Buku karangan Tim Ferris : The Four Hour Work Week, ditolak 25 kali oleh penerbit.
Richard Branson, 400 kali mendirikan perusahaan (dan gagal) sebelum akhirnya bisa punya yang benar-benar jadi yaitu Virgin Galactic
Founder dari Pandora.com menawarkan ke investor 300 kali sebelum akhirnya menemukan investor yang bersedia mendanai.
Colonel Sanders, gagal sebanyak 1009 kali sebelum akhirnya berhasil menemukan dan menjual resep ayam favorit dunia : KFC
Sylvester Stallone ditolak 1500 kali waktu nawarin skenario film ROCKY
James Dyson membuat sebanyak 5126 prototype vacuum cleaner yang gagal sebelum akhirnya sukses.
Thomas Alfa Edison membuat sebanyak 10000 prototype bola lampu yang gagal sebelum akhirnya sukses.
Liat angkanya yaaaa, liat angkanya...! >_<
Coba kalo dulu di percobaan yang ke 9999 si Thomas Alfa Edison gagal dan mutung, ga mau nerusin lagi. Apakah si bola lampu nan berguna bagi nusa dan bangsa itu bisa diciptakannya?
Coba kalo dulu pakde Sanders bosen gagal terus, dan berhenti bergumul dengan tepung,ayam dan bumbu-bumbu, mungkin saja si KFC tidak menggurita di seantero dunia kayak sekarang, dengan fotonya kumis jenggot putihnya yang iconic itu.
Jadi, kita musti mencoba berapa kali sebelum akhirnya menyerah? Yaaaaah, masih nanya... Coba terus sampe berhasil dong....!
Kuota kegagalan yang Allah kasih ke setiap manusia beda-beda. Si Bambang mungkin mencoba 10 kali baru bisa sukses. Si Agus mungkin harus lebih keras, karena jatahnya dari Allah harus nyoba 25 kali dulu untuk kemudian ketemu jalan suksesnya.
Intinya cuma satu : KEEP TRYING alias JAJAL TERUS
Sudah prospek ke berapa orang? Ditolak berapa kali? Keep trying yaaaaa. Istilah bukan jodoh dan engga bakat itu akan terbukti nonsense dengan sendirinya.
Salam,
Yupi
Nemu ini :
Fakta nih:
Steven Spielberg, ditolak 3 kali oleh University of Southern California, sebelum akhirnya masuk dan malah memilih DO dan jadi sutradara kenamaan Amerika.
Buku karangan Tim Ferris : The Four Hour Work Week, ditolak 25 kali oleh penerbit.
Richard Branson, 400 kali mendirikan perusahaan (dan gagal) sebelum akhirnya bisa punya yang benar-benar jadi yaitu Virgin Galactic
Founder dari Pandora.com menawarkan ke investor 300 kali sebelum akhirnya menemukan investor yang bersedia mendanai.
Colonel Sanders, gagal sebanyak 1009 kali sebelum akhirnya berhasil menemukan dan menjual resep ayam favorit dunia : KFC
Sylvester Stallone ditolak 1500 kali waktu nawarin skenario film ROCKY
James Dyson membuat sebanyak 5126 prototype vacuum cleaner yang gagal sebelum akhirnya sukses.
Thomas Alfa Edison membuat sebanyak 10000 prototype bola lampu yang gagal sebelum akhirnya sukses.
Liat angkanya yaaaa, liat angkanya...! >_<
Coba kalo dulu di percobaan yang ke 9999 si Thomas Alfa Edison gagal dan mutung, ga mau nerusin lagi. Apakah si bola lampu nan berguna bagi nusa dan bangsa itu bisa diciptakannya?
Coba kalo dulu pakde Sanders bosen gagal terus, dan berhenti bergumul dengan tepung,ayam dan bumbu-bumbu, mungkin saja si KFC tidak menggurita di seantero dunia kayak sekarang, dengan fotonya kumis jenggot putihnya yang iconic itu.
Jadi, kita musti mencoba berapa kali sebelum akhirnya menyerah? Yaaaaah, masih nanya... Coba terus sampe berhasil dong....!
Kuota kegagalan yang Allah kasih ke setiap manusia beda-beda. Si Bambang mungkin mencoba 10 kali baru bisa sukses. Si Agus mungkin harus lebih keras, karena jatahnya dari Allah harus nyoba 25 kali dulu untuk kemudian ketemu jalan suksesnya.
Intinya cuma satu : KEEP TRYING alias JAJAL TERUS
Sudah prospek ke berapa orang? Ditolak berapa kali? Keep trying yaaaaa. Istilah bukan jodoh dan engga bakat itu akan terbukti nonsense dengan sendirinya.
Salam,
Yupi
Jumat, 04 November 2011
Dalam Tidur #1
Aku berada di tempat terbuka yang luas, dikelilingi pepohonan. Kupicingkan lagi mataku…ah, itu pohon kelapa sawit. Tanah lapang berumput yang terbentang di depanku, dihiasi ilalang di beberapa sudutnya. Di tengah-tengah lapangan, banyak anak-anak sedang berkegiatan. Pramuka rupanya.
Kuterka, umur mereka sekitar 10 atau 11 tahun. Beberapa anak membawa ember-ember berisi air, beberapa sibuk mengikat tali pada tongkat bambu - membuat tandu, beberapa gadis tampak kerepotan menyalakan api di tungku kayu, dan seorang anak laki-laki membantu mereka. Tunggu… aku mengenalnya…anak laki-laki itu… itu kamu.
Itu adalah kamu versi belasan tahun yang lalu, ah, nyaris 20 tahun yang lalu. Kamu yang tak banyak bicara, kamu yang selalu membantu orang lain, kamu yang ketua regu, kamu yang…hehehe…kamu yang manis dan imut….
Aku ada dimana sih ini? Mimpi? Atau, aku baru saja melintasi lorong waktu? Kulayangkan pandang ke sekelilingku. Aku berada di tepi lapangan , di dekat sebuah bangunan rumah, bersama beberapa orang lainnya. Mereka seperti orangtua yang menunggui anak-anaknya pramuka di sore hari. Ada yang ngobrol, ada yang sibuk dengan bacaannya, ada yang hanya terkantuk-kantuk.
…drap drap drap…!!! “AAAAAAAAA….!!!!” terdengar suara derap langkah, disertai jeritan panjang memekakkan telinga. Aku menoleh..
Seekor bandot-kambing jantan, berlari memasuki lapangan. Bandot itu tampak gusar. Di atasnya, seorang anak perempuan duduk terbanting-banting sambil berpelukan pada badan si bandot. Aku tergelak melihatnya. Begitu juga dengan orang-orang di tepi lapangan. Gadis itu akhirnya terjatuh di tanah berrumput, dan si bandot melesat meninggalkannya. Anak perempuan berkulit gelap itu bangun. Membersihkan rumput kering dan tanah yang menempel di rok pramukanya. Beberapa orang dewasa ( mungkin pembina pramuka) berlari ke arahnya, terlihat khawatir, begitu juga beberapa anak lainnya. “Aku tak apa-apa, aku baik-baik saja!” katanya. DEG! jantungku berdegup. Semua orang yang tadinya berwajah khawatir tampak lega. Sepertinya ada yang mau memarahinya. Karena aku kemudian mendengarnya berkata : “maafkan aku, aku hanya ingin menaikinya saja, tidak akan menyakitinya…..”
Hahaha…aku memakluminya, aku dulu juga pernah begitu…
Hei, jangan-jangan ini…. Aku penasaran dengan anak perempuan yang membelakangiku itu, aku menunggunya menoleh, namun dia masih sibuk membersihkan bajunya, mengelus pinggulnya sambil sedikit mengaduh. Ditingkahi senyum geli teman-teman yang membantunya. Ayolah…ayolah…sebentaaar saja, aku membatin. Tunjukkan dirimu…
Seperti mendengar, dia pun menoleh, sepersekian detik menatap ke arahku, bukan, lebih tepatnya, pandangannya menyapu ke seluruh “penonton” yang tadi melihat aksinya itu. Saat dia menatapkau tadi, tidak ada tanda-tanda pengenalan. Namun aku sudah yakin. Aku sudah tahu, aku langsung paham, itu aku, di masa lalu.
Oke, jadi apakah ini? Mimpikah? Apapun ini, aku memutuskan menikmatinya.
Aku duduk di atas sebuah lincak bambu yang agak tinggi, yang dibangun menempel dinding, sepanjang tepi bangunan satu-satunya di tepi lapangan itu. Aku duduk di ujung kanan lincak. Di kananku, masih ada beberapa orang berdiri, ada juga yang duduk di atas sepeda motor. Di kiriku, seorang perempuan dengan rambut dicat coklat pirang. Dia sepertinya sibuk dengan semacam HP, entah sedang apa, sekilas seperti asyik sms, atau mungkin bbm.
Baru saja aku akan melihat kearah lapangan lagi, perempuan itu mencondongkan badannya ke depan. Pandanganku tertahan oleh sosok yang kudapati ternyata berada di sebelah perempuan itu.
Kamu, bersender santai di dinding. Dengan topi dan tshirt putih, kamu yang dewasa menoleh ke arahku, tersenyum. Kulemparkan pandang penuh tanya, kamu tetap tersenyum. Si mbak-rambut-coklat beranjak dan pergi. Meninggalkan ruang selebar setengah meter antara kamu dan aku.
Kau condongkan badan kearahku, berbisik : “Sudah kubilang, aku akan bawa kamu ke tempat kita melihat bahagia. Lihat kamu kecil barusan, lucu kan?”. Aku tersenyum., mengangguk kecil. Kamu semakin mendekat, membiarkan wajah kita, hanya berjarak tak lebih dari lima senti.
Aku memalingkan wajah, malu. Kamu menjauh kembali, ke posisi seperti sebelumnya, namun kini, tanganku tergenggam olehmu. Entah apa sebabnya, aku sedikit menarik tanganmu, dan kaupun mendekat…. Menyentuhkan bibirmu dengan bibirku. Aku terpejam, kau melakukannya lagi, kini kau mengecupku ringan, dan lagi dengan lembut. Aku menyambutmu, menikmati setiap detik waktu, merasakan setiap milimeter bibirmu… Aku merasakannya, sampai saat bulir airmata turun di pipi, aku mengakui, bahkan dalam mimpi pun, kau mampu menggemakan cinta….
Langganan:
Postingan (Atom)